selamat datang di blog saya

Rabu, 05 Maret 2014



Tugas manajemen perbankan
Data bank syariah 5 tahun terakhir
INDIKATOR PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH
KEUANGAN BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat yang beroperasi berdasarkan prinsip Syariah)

Keterangan

2008
2009
2010
2011
2012
Total Asset BPRS

1.694.046
2.122.187
2.738.745
3.520.417
4.061.428

Share dgn total
BPR ****

4,95%
5,35%
5,65%
5,90%
6,34%
Total Pembiayaan
BPRS

1.256.610
1.586.919
2.009.093
2.675.930
3.218.420

Share dengan
total BPR ****
4,70%
5,36%
5,74%
6,11%
6,46%
Total DPK BPRS

975.815
1.250.353
 1.603.778
2.095.333
2.480.775

Share dengan
total BPR ****
4,37%
4,66%
4,87%
5,20%
5,77%
Rasio Keuangan







CAR*****
30,3%
30,0%
27,5%
23,5%
24,3%

ROA
2,8%
3,5%
3,5%
2,7%
2,7%

ROE
14,5%
20,9%
22,1%
19,0%
20,7%

NPF Gross
8,4%
7,1%
6,5%
6,1%
6,39%

BOPO
80,9%
77,0%
78,1%
85,1%
85,4%

FDR
128,8%
126,9%
125,3%
127,7%
129,7%

NPL Nasional
9,88%
6,90%
6,12%
5,27%
5,34%

LDR Nasional
119,37%
109,64%
108,09%
108,7%
115,9%
 
****) Data share perbankan untuk bulan Juli 2012 sesuai dengan infomrasi sementara DPIP
BOPO merupakan rasio beban operasional dan bagi hasil dibagi dengan pendapatan operasional
FDR : Financing to Deposit Ratio (analog dengan LDR pada bank konvensional)
LDR : Loan to Deposit Ratio
NPF : Non Performing Financing (Kredit bermasalah – analog dengan NPL pada perbankan konvesional)
NPL :(Non Performing Financing/NPL)
Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan di tengah perekonomian dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat
dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah (4,3%) sehingga berada pada kisaran sasaran inflasi 4,51%. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat, terutama yang berasal dari konsumsi rumah tangga yang mencapai pertumbuhan tertinggi sejak krisis keuangan global tahun 2008/2009, didukung oleh terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen yang meningkat. Selain itu secara sektoral, pertumbuhan ekonomi domestik masih ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Perkembangan tersebut didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif yang memungkinkan rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan baik. Kondusifnya kondisi makro dan sistem keuangan dimaksud tidak terlepas dari bauran kebijakan moneter, nilai tukar dan makroprudensial serta penguatan koordinasi dengan pemerintah yang ditempuh Bank Indonesia.
Kinerja perbankan syariah secara keseluruhan selama tahun 2012 tetap menunjukkan kinerja yang relatif tetap terjaga baik, tercermin dari perkembangan aset, pencapaian profitabilitas, peningkatan efisiensi dan fungsi intermediasi yang relatif tetap berjalan secara optimal. Walaupun sepanjang tahun 2012 dampak krisis keuangan global cenderung melambatkan laju pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, namun memiliki pengaruh yang relatif minimal terhadap industri perbankan syariah nasional. Hal ini antara lain terlihat dari pertumbuhan aset perbankan syariah selama tahun 2012 yang relatif masih tinggi, walaupun pada 2010 mengalami perlambatan yang relatif signifikan, yang dipengaruhi menurunnya sumber pendanaan khususnya DPK. Sejalan dengan kinerja perekonomian yang baik, stabilitas sistem keuangan di tahun 2012 tetap terjaga, dan sektor perbankan secara umum juga masih mampu mempertahankan kinerja positif yang tercermin pada peningkatan fungsi intermediasi, perbaikan efisiensi, dan ketahanan dalam menghadapi krisis.
Seiring perkembangan tersebut, kinerja dan posisi BPRS semakin kokoh dan membaik selama tahun 2011. BPRS secara konsisten tetap berhasil membukukan laba sebesar mencapai Rp12,209 miliar atau tumbuh 19,30% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,23 miliar Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan operasi utama.


Dari tabel di atas dapat dilihat aset BPRS juga mengalami pertumbuhan 0,44% menjadi  6,34% dari 5,90% pada 2011 ke 2012. Pertumbuhan aset tersebut lebih baik dibandingkan dengan akhir 2010 ke 2011 yang tumbuh 0,25%.
Hal yang sama juga terjadi pada BPRS yang berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dari tahun ke tahun.
Selain meningkat dari sisi aset, di bidang pembiayaan juga meningkat dari tahun ke tahun, pembiayaan yang diberikan BPRS tumbuh 0.35% menjadi 6,11% dari 6,46% pada tahun 2011.
Pada 2011 rasio kecukupan modal (Capital Adequacy ratio/CAR) BPRS cukup membaik, yakni 24,30%.


 
 
Jika dilihat dari rasio pembiayaan yang disalurkan dengan besarnya dana pihak ketiga (DPK) yang dinyatakan dengan nilai Financing to Deposit Ratio (FDR), maka bank syariah memiliki rata-rata FDR sebesar 127.68%. Tingginya tingkat FDR tersebut karena pembiayaan selama tahun 2012 lebih besar dari Dana Pihak Ketiga. Meskipun pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari DPK, tetapi tingkat kegagalan bayar atau yang dinyatakan dalam Non Performing Financing (NPF) ternyata lebih sedikit dari periode tahun 2010-2011, yakni hanya sebesar 6,10%. Selain itu juga, secara keseluruhan perbankan syariah relatif lebih sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih...