Tugas
manajemen perbankan
Data bank
syariah 5 tahun terakhir
INDIKATOR
PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH
KEUANGAN BPRS (Bank
Pembiayaan Rakyat yang beroperasi berdasarkan prinsip Syariah)
Keterangan
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
|
Total
Asset BPRS
|
1.694.046
|
2.122.187
|
2.738.745
|
3.520.417
|
4.061.428
|
|
Share dgn
total
BPR ****
|
4,95%
|
5,35%
|
5,65%
|
5,90%
|
6,34%
|
|
Total Pembiayaan
BPRS
|
1.256.610
|
1.586.919
|
2.009.093
|
2.675.930
|
3.218.420
|
|
Share dengan
total
BPR ****
|
4,70%
|
5,36%
|
5,74%
|
6,11%
|
6,46%
|
|
Total
DPK BPRS
|
975.815
|
1.250.353
|
1.603.778
|
2.095.333
|
2.480.775
|
|
Share dengan
total
BPR ****
|
4,37%
|
4,66%
|
4,87%
|
5,20%
|
5,77%
|
|
Rasio
Keuangan
|
||||||
CAR*****
|
30,3%
|
30,0%
|
27,5%
|
23,5%
|
24,3%
|
|
ROA
|
2,8%
|
3,5%
|
3,5%
|
2,7%
|
2,7%
|
|
ROE
|
14,5%
|
20,9%
|
22,1%
|
19,0%
|
20,7%
|
|
NPF Gross
|
8,4%
|
7,1%
|
6,5%
|
6,1%
|
6,39%
|
|
BOPO
|
80,9%
|
77,0%
|
78,1%
|
85,1%
|
85,4%
|
|
FDR
|
128,8%
|
126,9%
|
125,3%
|
127,7%
|
129,7%
|
|
NPL Nasional
|
9,88%
|
6,90%
|
6,12%
|
5,27%
|
5,34%
|
|
LDR Nasional
|
119,37%
|
109,64%
|
108,09%
|
108,7%
|
115,9%
|
****) Data share perbankan untuk bulan Juli 2012 sesuai dengan
infomrasi sementara DPIP
BOPO merupakan rasio beban operasional dan
bagi hasil dibagi dengan pendapatan operasional
FDR : Financing
to Deposit Ratio (analog dengan LDR pada bank konvensional)
LDR : Loan to
Deposit Ratio
NPF : Non
Performing Financing (Kredit bermasalah – analog dengan NPL pada perbankan konvesional)
NPL :(Non
Performing Financing/NPL)
Kinerja
perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan di tengah perekonomian
dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat
dipertahankan pada tingkat yang
cukup tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang
rendah (4,3%) sehingga berada pada kisaran sasaran inflasi 4,51%. Di tengah
menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan
domestik yang tetap kuat, terutama yang berasal dari konsumsi rumah tangga yang
mencapai pertumbuhan tertinggi sejak krisis keuangan global tahun 2008/2009,
didukung oleh terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen yang meningkat.
Selain itu secara sektoral, pertumbuhan ekonomi domestik masih ditopang oleh
tiga sektor utama, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel
dan restoran (PHR), serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Perkembangan tersebut
didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif yang
memungkinkan rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan
baik. Kondusifnya kondisi makro dan sistem keuangan dimaksud tidak terlepas
dari bauran kebijakan moneter, nilai tukar dan makroprudensial serta penguatan
koordinasi dengan pemerintah yang ditempuh Bank Indonesia.
Kinerja perbankan
syariah secara keseluruhan selama tahun 2012 tetap menunjukkan kinerja yang
relatif tetap terjaga baik, tercermin dari perkembangan aset, pencapaian
profitabilitas, peningkatan efisiensi dan fungsi intermediasi yang relatif
tetap berjalan secara optimal. Walaupun sepanjang tahun 2012 dampak krisis
keuangan global cenderung melambatkan laju pertumbuhan ekonomi di berbagai
negara, namun memiliki pengaruh yang relatif minimal terhadap industri perbankan
syariah nasional. Hal ini antara lain terlihat dari pertumbuhan aset perbankan
syariah selama tahun 2012 yang relatif masih tinggi, walaupun pada 2010
mengalami perlambatan yang relatif signifikan, yang dipengaruhi menurunnya
sumber pendanaan khususnya DPK. Sejalan dengan
kinerja perekonomian yang baik, stabilitas sistem keuangan di tahun 2012 tetap
terjaga, dan sektor perbankan secara umum juga masih mampu mempertahankan
kinerja positif yang tercermin pada peningkatan fungsi intermediasi, perbaikan
efisiensi, dan ketahanan dalam menghadapi krisis.
Seiring perkembangan tersebut, kinerja dan posisi BPRS semakin kokoh dan
membaik selama tahun 2011. BPRS secara konsisten tetap berhasil membukukan laba sebesar mencapai
Rp12,209 miliar atau tumbuh 19,30% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,23
miliar Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan operasi utama.
Dari tabel di atas dapat dilihat aset BPRS juga
mengalami pertumbuhan 0,44% menjadi 6,34%
dari 5,90% pada 2011 ke 2012. Pertumbuhan aset tersebut lebih baik dibandingkan
dengan akhir 2010 ke 2011 yang tumbuh 0,25%.
Hal yang sama juga terjadi pada BPRS
yang berhasil
meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dari tahun ke tahun.
Selain meningkat dari sisi aset, di bidang pembiayaan juga meningkat dari tahun ke tahun, pembiayaan yang diberikan BPRS tumbuh 0.35% menjadi 6,11% dari 6,46% pada tahun 2011.
Pada 2011 rasio kecukupan modal (Capital Adequacy ratio/CAR) BPRS cukup membaik, yakni 24,30%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih...