Nama: Desi Avilia Sari
NIM: 20130730038
Prodi: EPI-A
TRAINING PROGRAM (PELATIHAN) SOLUSI PENINGKATAN
KOMETENSI SDM
Permasalahan Sumber Daya Manusia
muncul karena kinerjanya tidak mampu memenuhi target dan harapan perusahaan,
sedangkan untuk memenuhi target dan harapan perusahaan, masing-masing individu
harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan secara ruhiyah, manusia sebagai
sumber keberhasilan dalam peningkatan perusahaan dalam hal ini perbankan
syariah harus mempunyai nilai-nilai ketauhidan, tanggungjawab, jujur dan
keadilan dalam setiap kegiatannya baik secara pribadi maupun dalam operasional
perusahaan.
1. Memiliki
kejujuran : Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap
tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya tersebut atau integritas.
2. Memiliki
komitmen : commitment adalah keyakinan yang mengikat (aqad)
sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian
menggerakkan perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya (I’tiqad).
3. Disiplin: Erat
kaitannya dengan konsisten adalah sikap berdisiplin, yaitu kemampuan
untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam
situasi yang sangat menekan.
4. Memiliki
sikap pecaya diri : Percaya diri melahirkan kekuatan, keberanian, dan tegas
dalam bersikap. Berani mengambil keputusan yang sulit walaupun harus
membawa konsekuensi berupa tantangan atau penolakan.
5. Orang yang
kreatif : Pribadi yang kreatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru dan
asli, sehingga diharapkannya hasil kinerja dapat dilaksanakan secara efisien,
tetapi efektif.
6. Shidiq : Memiliki
kejujuran dan selalu melandasi ucapan ,keyakinan,serta perbuatan berdasarkan
ajaran islam.
7. Istiqomah : Konsisten
dalam iman dan nilai-nilai yang baik meskipun menghadapai tantangan dan godaan.
8. Fhatonah : Mengerti,
memahami, dan menghayati secara mendalam segala tugas dan kewajiban.
9. Amanah : Memiliki
tanggung jawab menjalankan tugas dan kewajiban.
10. Tabligh : Mengajak
sekaligus memberikan contoh
Sikap-sikap tersebut mutlak
diperlukan bagi seorang pegawai bank syari’ah karena pelayanan perbankan
syariah merupakan gabungan antara aspek moral dan aspek bisnis. Dalam
operasionalnya bank syari’ah selalu bertujuan untuk mendapatkan profit dan terbebasnya
dari unsur perjudian, ketidakjelasan/manipulatif (gharar) dan riba. Oleh karena
itu, bank syari’ah tidak bebas bertransaksi semaunya, melainkan harus
mengintegrasikan nilai-nilai moral dengan tindakan-tindakan ekonomi berdasarkan
syari’ah.
Jika dilihat dari peranan perusahaan
terhadap peningkatan kompetensi SDM adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan
terkait dengan kebutuhan. Pelatihan merupakan proses pembelajaran mengenai
pengetahuan dan ketrampilan yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat
dan dalam jangka waktu pendek. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam
pengadaan pelatihan adalah dengan memperhatikan korelasi dari tema pelatihan
tersebut dengan pekerjaan yang diharapkan mampu memberikan dampak konkret bagi
karyawan atau SDM dalam perusahaan tersebut.
Pelatihan saja tidak cukup jika
tidak dilakukan dengan efektif dan tepat sasaran, sehingga harus dilkukan
tahapan yang terencana dan benar, selain itu terdapat beberapa faktor yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan tersebut yaitu : kesesuaian
pelatihan dengan kebutuhan peserta dan evaluasi pelatihan. Untuk melihat dan
menentukan kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan peserta, maka perusahaan harus
melakukan analisis kebutuhan pelatihan yang sistematis dan mendetail.
Analisis kebutuhan pelatihan yang
dilakukan kurang sistematis dan mendetail hanya akan menyebabkna program
pelatihan yang dijalani menjadi tidak tepat sasaran dan karyawan yang
bersangkutan masih tidak dapat memenuhi tuntutan perusahaan meskipun sudah
mengikuti berbagai macam pelatihan. Dalam melakukan analisis kebutuhan pelatihan
terdapat 3 pokok analisis yang harus dilakukan oleh perusahaan, yaitu :
analisis organisasi, analisis tugas dan analisis tenaga kerja yang mana antara
satu dan yang lainnya harus sama-sama dilakukan dengan seksama.
1.
Analisis organisasi merupakan tahapan umum yang perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam setiap bagian dari
perusahaan dan menentukan apakah pelatihan yang akan dilakukan selaras atau
sesuai dengan visi dan misis organisasi. Jika perusahaan tidak melakukan
analisis organisasi secara mendalam, maka hanya akan membuang-buang waktu dan
biaya, karena kesesuaian pelatihan dengan visi dan misi perusahaan merupakan
hal yang krusia dan merupakan sasaran dari pelatihan yang akan dilakukan.
Apabila hasil dari pelatihan tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan juga
akan mempersulit karyawan dalam mengimplementasikannya, karena terbentur dengan
kendala-kendala internal. Selain itu dalam melakukan analisa organisasi juga
harus mempertimbangkan perkembangan perusahaan masa yang akan datang dan juga
tidak terlepas dari perkembangan pangsa pasar perusahaan.
2.
Analisis juga dilakuakn untuk mengidentifikasi
aktifitas pekerjaan yang meliputi deskripsi tugas yang dilakukan dan
pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas dengan efektif. Analisis tugas ini memnag sangat terkait dengan pribadi
dari setiap karyawan, sehingga hal yang terpenting untuk dilakukan adalah
dengan mencari data dari deskripsi jabatan dengan wawancara setiap personal
terkait denagn pelaksanaan masing-masing tugas. Sedangkan untuk
mengidentifikasi pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan dilakukan dengan
menggunakan model kompetensi kunci yang dapat juga dilihat dari kinerja
masing-masing karyawan dalam operasional.
3.
Analisis tenaga kerja dilakukan untuk mengidentifikasi
kesesuaian kompetensi tenaga kerja dengan level kompetensi yang sudah
ditentukan perusahaan. Dengan melakukan ketiga analisis tersebut, diharapkan
akan diperoleh informasi yang komprehensif mngenai jenis pelatihan yang
dibutuhkan oleh karyaawan yang bersangkutan. Dengan demikian sudah dapat
dipastikan bahwa materi pelatihan sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang
sudah disesuaikan dengan visi dan misinya untuk mencapai target dan harapan
yang telah ditentukan perusahaan yang terkait baik untuk jangka pendek, maupun
jangka panjang.
SOLUSI DAN STRATEGI PELATIHAN
Sebagaimana uraian diatas, Setiap
sistem pelatihan yang bermakna harus terintegrasi dengan strategi SDM
dalam perusahaan jika ingin hal itu terlaksana secara efektif. Contohnya,
integrasi dengan hal penilaian kerja, promosi, atau sistem pembayaran
upah/gaji. Integrasi ini membantu pula untuk meyakinkan bahwa bantuan strategi
pengembangan akan mendukung strategi personil lainnya.
Maksud umum dari program-program
pelatihan untuk para karyawan di lingkungan manjerial dan lingkungan terdepan
yang utama adalah sebagai berikut: memperbaiki kinerja, meningkatkan
ketrampilan karyawan, menghindari keusangan manajerial, memecahkan
permasalahan, orientasi karyawan baru, persiapan promosi dan keberhasilan
manajerial, dan memberi kepuasan untuk kebutuhan pengembangan personal.
Sehubungan dengan itu, uraian tentang pelatihan dan pengembangan secara
eksplisit tidak dipisahkan. Keduanya diuraikan menyatu karena keduanya sangat
saling mengait. Pada dasarnya pelatihan itu sendiri merupakan bentuk
pengembangan SDM.
Pelatihan berbasis kompetensi
diperlukan karena secara tradisi atau konvensional pelatihan yang selama ini
terjadi hanya menghasilkan peserta pelatihan yang hanya memiliki
pengetahuan apa yang harus dilakukannya. Sementara model yang berbasis kompetensi,
peserta setelah selesai mengikuti pelatihan diharapkan tidak saja sekedar tahu
tetapi juga dapat melakukan sesuatu yang harus dikerjakan.
Dalam sistem berbasis kompetensi,
pelatihan untuk karyawan difokuskan pada kinerja aktual khususnya kinerja
organisasi. Latar belakangnya adalah karena semakin tingginya tuntutan dalam
perbaikan manajemen kinerja dan pengukurannya yang lebih efektif. Sistem ini
ada yang berorientasi pada standar yang dilakukan industri. Ada juga yang
berorientasi pada kinerja unggul yang dikaitkan dengan ketrampilan lunak dan
kompetensi lunak. Sementara dalam model pelatihan tradisional setiap peserta
akan mengikuti pelatihan yang sudah dirancang. Kemudian agar supaya kinerja
pembelajaran dapat diketahui maka peserta melakukan pre dan post test yang
sudah dirancang. Setelah selesai pelatihan para peserta akan mendapat
sertifikat atau piagam.
Dalam sistem pelatihan berbasis
kompetensi tahap awal yang harus dirumuskan adalah fungsi-fungsi apa yang harus
dilakukan karyawan dengan baik. Dari uraian tersebut maka suatu pelatihan
dirancang agar peserta/karyawan dapat menjalankan fungsinya sesuai standar.
Selain agar karyawan dapat berfungsi dengan baik maka mereka dapat belajar di
tempat kerja atau dengan sarana lain. Setelah itu peserta pelatihan akan
mendapat pengakuan kemampuan mengerjakan fungsi-fungsi standar berupa
sertifikasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan
kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam etika, misalnya sifat amanah
dan siddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin
integritas eksekutif muslim yang baik. Disamping itu, karyawan bank syariah
harus skillful dan professional (fathanah), dan mampu
melakukan tugas secara team-work dimana informas merata diseluruh
fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam hal reward
dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
Dalam konteks ini, Sumber daya
manusia dalam perbankan syariah harus memiliki pengetahuan yang luas didalam
bidang perbankan, memahami implementasi prinsip-prinsip syariah dalam praktik
perbankan, serta mempunyai komitmen yang kuat untuk menerapkannya secara
konsisten. Dan berdasarkan kondisi sumber daya manusia dinegri ini, perlu kita
melihat pada motivasi kerja mereka, motivasi merupakan penggerak bagi seseorang
agar berusaha mencapai tujuan organisasi yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih...